Ged a Widget

Kamis, 14 Januari 2016

Kuliah sambil bekerja? Kenapa tidak?



Kuliah sambil kerja? Mungkin bagi kebanyakan dari kita menganggapnya sebagai hal yang sangat berat. Dikarenakan membagi waktu antara mengerjakan tugas rutinan perkuliahan dengan melakukan suatu pekerjaan adalah hal yang lumayan sulit apabila tidak terbiasa.

Tapi apa mungkin kita dapat melakukan ke dua hal tersebut dalam waktu bersamaan?
Ya, karena ada banyak sekali bukti orang orang yang kreatif dan dapat membiayai perkuliahannya dari pekerjaan sampingan tersebut.

Lalu bagaimana dengan urusan perkuliahan kita yang rutin dengan tugas yang menumpuk?
Tenang dulu kawan.. Ketika membicarakan tentang pekerjaan, jangan lagi berpikir tentang melamar kerja, berangkat lagi, shift kerja siang / malam, atau gaji bulanan.
Di era modern ini, kemutakhiran teknologi memudahkan kita untuk bekerja dengan mandiri, tanpa melibatkan suatu perusahaan tertentu.

Dengan bermodalkan sedikit alat, kemauan, dan nekat tentunya, kita sudah bisa memulai bekerja mandiri tanpa harus melamar pada suatu perusaan tertentu, bekerja minimal 8 jam sehari, dan mengandalkan gaji yang harus menunggu datangnya sebulan sekali.

Sedikit keterampilan yang kita dapatkan di perkuliahan, dapat kita gunakan untuk bekerja. Terlebih lagi jika jurusan yang kita pilih adalah Desain Komunikasi Visual yang lingkupnya sangat luas dan peluang kerjanya sangat banyak.

Salah satu contoh perkerjaan yang bisa mulai adalah dengan menawarkan jasa desain grafis. Mulai dari melayani pembuatan logo, identitas brand, desain kartu nama, desain kemasan produk, dan poster event / acara. Tak perlu jauh jauh, kita bisa membidik pasar lokal mulai dari menawarkannya pada lingkungan kampus. Kepada teman teman satu fakultas misalnya.



Contoh lain adalah dengan bekerja freelance di situs situs market place kreatif (misalnya creativemarket, shutterstock, t-shirtfactory.com, envatomarket, dll) penyedia layanan jual beli elemen desain seperti stock foto, vector, template (kaos, logo, brand identity, dsb). Masuk sebagai kotributor di sebuah marketplace memang membutuhkan ketelatenan. Karena untuk memasuki jangkauan pasar internasional yang luas tersebut dibutuhkan kredibilitas dan hasil karya yang baik. Maka sebelum memasuki marketplace diharuskan untuk membangun portofolio yang menarik.

Di awal memasuki marketplace memang agak memberatkan apabila belum terbiasa. Tetapi siapa kira penghasilan yang diperoleh ketika produk produk yang kita jual ternyata menghasilkan  uang yang jumlahnya lebih dari lumayan. Karena sistem penjualan di marketplace adalah royalty fee. Satu produk dapat berulang ulang dijual (sesuai lisensi yang kita pilih). Semakin banyak item yang kita pajang dan semakin baik kualitas item kita, maka kemungkinan mendapatkan keuntungan yang banyak bukan lah suatu yang mustahil.


Dari keungan yang kita dapat dari upaya kreatif kita tadi, dapat kita gunakan untuk tambahanuang saku, biaya kuliah semester, dan kebutuhan kebutuhan lainnya.

Bagaimana? Tertarik untuk bekerja freelance?
Yuk segera bangun portofolio!

Rabu, 13 Januari 2016

MENANG TAPI KALAH


Menang tapi Kalah
Kalau ribut dengan pelanggan,
Walaupun kita menang,
Pelanggan tetap akan lari.
Kalau ribut dengan rekan sekerja,
Walaupun kita menang,
Tiada lagi semangat bekerja dalam tim.
Kalau kita ribut dengan boss,
Walaupun kita menang,
Tiada lagi masa depan di tempat itu.
Kalau kita ribut dengan keluarga,
Walaupun kita menang,
Hubungan kekeluargaan akan renggang.
Kalau kita ribut dengan guru,
Walaupun kita menang,
Keberkahan menuntut ilmu dan kemesraan itu akan hilang
Kalau ribut dengan kawan,
Walaupun kita menang,
Yang pasti kita akan kekurangan kawan.
Kalau ribut dengan pasangan,
Walaupun kita menang,
Perasaan sayang pasti akan berkurang.
Kalau kita ribut dengan siapapun,
Walaupun kita menang,
Kita tetap kalah…
Yang menang.. cuma ego diri sendiri
yang susah.. mengalahkan ego diri sendiri..
Renungan bersama….
Apabila menerima teguran, tidak usah terus melenting, bersyukurlah, masih ada yang mau menegur kesalahan kita
"
— Ustadz Firanda Andirja

Cobalah Raba Hati Anda.. Masih Hidupkah Dia?


Ibnul Qoyyim -rohimahulloh- mengatakan:
“Seorang mukmin, tidak mungkin menjadi sempurna kenikmatannya karena kemaksiatan, tidak mungkin menjadi lengkap kebahagiaannya karena kemaksiatan.
Bahkan, tidaklah dia melakukan kemaksiatan, melainkan kegundahan akan mencampuri hatinya, tapi karena syahwatnya yang mabuk menutupi hatinya; dia tidak merasakan kegundahan itu.
Ketika kegundahan ini hilang dari hatinya, bahkan rasa ingin dan senang terhadap kemaksiatan malah bertambah, maka harusnya dia berprasangka buruk pada imannya dan menangisi KEMATIAN hatinya.
Karena seandainya hatinya masih hidup, harusnya perbuatan dosanya itu menjadikan hatinya gundah, berat, dan sulit menjalani…
Ketika hati itu sudah tidak bisa merasakan (pedihnya) dosa; maka tidaklah sebuah luka menjadikan tubuh yang sudah mati merasakan sakit”.
[Kitab: Madarijus Salikin, Ibnul Qoyyim, 1/198-199].
Al-Ustadz Musyaffa Ad Dariny,  

Tanda-tanda Anda Sudah Menjadi Budak Kehidupan Dunia:

1. Anda tidak bersiap-siap saat waktu shalat akan tiba.
2. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun membuka lembaran Al Qur'an lantaran Anda terlalu sibuk.
3. Anda sangat perhatian dengan omongan orang lain tentang diri Anda.
4. Anda selalu berpikir setiap waktu bagaimana caranya agar harta Anda semakin bertambah.
5. Anda marah ketika ada orang yang memberikan nasihat bahwa perbuatan yang Anda lakukan adalah haram.
6. Anda terus menerus menunda untuk berbuat baik. “Aku akan mengerjakannya besok, nanti, dan seterusnya.”
7. Anda selalu mengikuti perkembangan gadget terbaru dan selalu berusaha memilikinya.
8. Anda sangat tertarik dengan kehidupan para selebriti.
9. Anda sangat kagum dengan gaya hidup orang-orang kaya.
10. Anda ingin selalu menjadi pusat perhatian orang.
11. Anda selalu bersaing dengan orang lain untuk meraih cita-cita duniawi.
12. Anda selalu merasa haus akan kekuasaan dan kedigdayaan dalam hidup, dan perasaan itu tidak dapat dibendung.
13. Anda merasa tertekan manakala Anda gagal meraih sesuatu.
14. Anda tidak merasa bersalah saat melakukan dosa-dosa kecil
15. Anda tidak mampu untuk segera berhenti berbuat yang haram, dan selalu menunda bertaubat kepada Allah.
16. Anda tidak kuasa berbuat sesuatu yang diridhai Allah hanya karena perbuatan itu bisa mengecewakan orang lain
17. Anda sangat perhatian terhadap harta benda yang sangat ingin Anda miliki.
18. Anda merencanakan kehidupan hingga jauh ke depan.
19. Anda menjadikan aktivitas belajar agama sebagai aktivitas pengisi waktu luang saja, setelah sibuk berkarir.
20. Anda memiliki teman-teman yang kebanyakannya tidak bisa mengingatkan Anda kepada Allah.
21. Anda menilai orang lain berdasarkan status sosialnya di dunia.
22. Anda melalui hari ini tanpa sedikitpun terbersit memikirkan kematian.
23. Anda meluangkan banyak waktu sia-sia melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupan akhirat.
24. Anda merasa sangat malas dan berat untuk mengerjakan suatu ibadah.
25. Anda tidak kuasa mengubah gaya hidup Anda yang suka berfoya-foya, walaupun Anda tahu bahwa Allah tidak menyukai gaya hidup seperti itu.
26. Anda senang berkunjung ke negeri-negeri kafir.
27. Anda diberi nasihat tentang bahaya memakan harta riba, akan tetapi Anda beralasan bahwa beginilah satu-satunya cara agar tetap bertahan di tengah kesulitan ekonomi.
28. Anda ingin menikmati hidup ini sepuasnya.
29. Anda sangat perhatian dengan penampilan fisik Anda.
30. Anda meyakini bahwa hari kiamat masih lama datangnya.
31. Anda melihat orang lain meraih sesuatu dan Anda selalu berpikir agar dapat meraihnya juga.
32. Anda ikut menguburkan orang lain yang meninggal, tapi Anda sama sekali tidak memetik pelajaran dari kematiannya.
33. Anda ingin semua yang Anda harapkan di dunia ini terkabul.
34. Anda mengerjakan shalat dengan tergesa-gesa agar bisa segera melanjutkan pekerjaan.
35. Anda tidak pernah berpikir bahwa hari ini bisa jadi adalah hari terakhir Anda hidup di dunia.
36. Anda merasa mendapatkan ketenangan hidup dari berbagai kemewahan yang Anda miliki, bukan merasa tenang dengan mengingat Allah.
37. Anda berdoa agar bisa masuk surga namun tidak sepenuh hati seperti halnya saat Anda meminta kenikmatan dunia.
Wallahul musta'an

Ditulis oleh M Nikmatul Mu'minin Fadly